Baru kali ini, aku membaca buku non novel tapi mengandung bawang. Meski tipis, tapi buku ini akan mengembalikan ruh bagi pembaca siapapun saat nasionalismenya mulai luntur. Kenapa aku berkata begitu? Karena buku ini menjabarkan kisah heroic dan cerita para pemuda kecil tangguh untuk terlibat pada posisi garda terdepan saat peristiwa Great Return March 2018 untuk memperjuangkan tanahnya meski senjata yang digunakan tidak secanggih lawan. Mereka hanya mengandalkan kekuatan sang esa yang berada pada ketepil, batu, pisau, dan ban bekas.

Iya. Inilah kisah antara Palestina dan Israil hingga Indonesia merayakan kemerdekaan yang ke 76 tapi diantaranya belum juga berdamai. Kita patut bersyukur sebesar-besarnya untuk ini. Sebab, tidur tetap bisa pulas tanpa khawatir rumah akan hancur, kematian terasa tidak mengintai, bahkan fisik masih bisa tetap sempurna.



Parade heroik pembebas Palestina ini ditulis oleh penulis Indonesia, Nurjannah Hulwani yang pernah menyaksikan dengan mata kepalanya perjuangan mereka dan saat turun tangan terlibat membagikan bantuan kepada pihak Palestina. Sebelumnya ia hanya menuliskan di media social kemudian ia jadikan buku utuh sehingga ceritanya lebih sempurna.

Apalagi banyak terdapat gambar/foto saat peristiwa itu terjadi. Semakin sedih deh lihat saudara seiman mengalami itu, tapi qadarullah, meski kondisi mereka tidak tenang namun hafalan alquran mereka tidak pernah surut bahkan meski banyak dari mereka yang gugur tapi kelahiran seorang bayi laki-laki utamanya tidak pernah berhenti.

Padahal kalau secara logika, pasti suasana dan kondisi begitu tidak nyaman dan kurang tepat ya! Sungguh Allah luar biasa, begitupula keteguhan hati mereka meski amputasi kaki banyak yang dialami oleh mereka karena tembekan yang bahkan menggunakan peluru paling sadis seperti peluru kupu-kupu (butterfly bullet) yang diarahkan sengaja kepada bagian kaki dan tulang kering.

Dampak dari peluru ini,ketika baru masuk ke bagian anggota tubuh masih utuh peluru yang dapat melubangi tubuh korban namun kemudian peluru tersebut berputar dan mekar seperti kakinya laba-laba lalu meledak dalam tubuh menghancurkan sel pembuluh darah dan tulang korban. Subhanallah, sungguh betapa pedih dan sakitnya tapi mereka tak gentar!

 

Baca Juga