Nak.. yang berada di garda terdepan untuk membendung penyebaran virus ini adalah tim kesehatan. Mereka pahlawan nyata bagi kami. Saat semua orang tinggal dan beraktifitas di rumah, mereka tetap berdiri tegak di sana dengan pakaian pelindung seadanya bahkan mereka kesusahan mendapatkan masker karena ditimbun oleh seseorang kemudian di jual dengan harga yang tidak wajar. Kami yang di rumah merasakan empuknya kasur dan hangatnya pelukan keluarga tapi tidak dengan mereka.

Tahukah kamu, untuk makan dan minum saja mereka mengalami kesusahan karena harus mencopot baju pelindungnya yang bak jas hujan dan masker yang mirip helem. Apalagi mau tidur. Kadang mereka tidur sambil jongkok di luar ruangan pasien. Maka ketika situasi begini, saling memberi uluran tangan dan saling menguatkan adalah vitamin mereka untuk tetap memperjuangkan apa yang telah menjadi kewajibannya. Minimal dengan mematuhi peraturan physical distancing dan stay at home. Jika tidak memperdulikan itu, semakin berat beban yang mereka pikul dan semakin lama bertemu dengan keluarganya.

Nak, lebih dari sepuluh dokter yang turut gugur dalam kasus ini. Yang sangat diperlukan saat situasi genting begini adalah gandengan tangan bukan saling mengumpat hanya untuk kepuasaan pribadi.
Berikut beberapa langkah yang diperlukan untuk membantu sesama saat pandami.

Stop sebar hoax
Dengan begitu canggihnya akses informasi dalam satu genggaman, sangat mudah memprovokasi masyarakat untuk risau dan panik. Saat itulah orang yang tidak memiliki moral menggunakan kepandaiannya tidak pada tempatnya. Masyarakat pun tidak memfilter informasi yang diterima dan seenak jidat, langsung dibagikan ke berbagai media sosialnya, orang yang menerima itupun melakukan hal yang sama. Contoh hoax yang sangat tidak masuk akal menurut bunda adalah ketika viral video seorang anak baru lahir dan mengatakan kalau ingin selamat dari virus Corona harus merebus telur sebelum pukul 12.00 malam hari.

Sontak semua orang Madura pada umumnya melakukan itu karena sampai dikabarkan ke masjid-masjid desa. Menurut cerita dari mulut ke mulut bahwa ada yang memaksa anaknya sampai muntah untuk makan telur itu karena emang pada dasarnya anak tersebut gak suka makan telur namun harus habis, ada yang tega sampai memukulnya karena anak-anaknya lebih memilih tidur.

Nak zaman semakin canggih, alat komunikasi yang di pakai sangatlah pintar. Jadilah orang yang bijak ditengah keduanya.
Malam itu, juga menjadi sejarah baru larisnya pedagang telur dalam semalam hingga "Tukang Bubur Naik Haji kalah saing terganti ikon Pedagang Telur Naik Haji" (nama sinetron yang cukup populer jadi tontonan warga tanah air. Kejadian itu terjadi pada 25 Maret 2020 malam.


Menyisihkan keuangan kita untuk mereka

Nak,seperti yang ibu tuliskan sebelumnya kalau banyak orang yang di PHK, banyak yang pulang dari perantauan dan mereka tidak ada pemasukan. Bagi para petani, masih ada gudang makanan, bagi pegawai negeri masih ada uang bulanan tapi kebanyakan kami bukanlah bagian dari pemerintahan pun petani. Syukur-syukur dengan ekonomi yang membelit tidak ada salah satu keluarga yang dikatakan positif. Kalau dikatakan demikian, entah apa yang mau dikata.

Dari inilah, banyak yang beinisiatif untuk berbagi dan membuat platform atau galang dana dengan cara yang cukup cerdas. Seperti memberikan kelas online berupa skill yang dimeliki dan diminta berdonasi seikhlasnya untuk yang terkena covid-19 atau mereka yang sangat perlu diberi uluran tangan.

Saling mendoakan
Berdoa adalah kekuatan setiap orang. Dengan berdoa, akan ada harapan yang lebih baik, akan ada cahaya terang yang sedang dinanti, dan akan ada pertolongan yang tidak bisa diprediksikan akal.

Itulah beberapa tindakan yang kami lakukan untuk saling merangkul dan memagikan apa yang dimiliki.
Baca Juga