Tulisan ini, kisah nyata dari seorang nenek yang sudah cukup tua menunaikan ibadah umrah selama sebulan pada saat Ramadan. Untuk memudahkan mengenali tokoh tersebut, sebut saja namanya nenek Aminah yang hingga saat ini usianya sudah satu abad. Kisah ini dimulai dari kebiasannya selama di desa, kampung halamannya. Ia seorang petani janda dengan dua anak perempuan dan telah memiliki sepuluh cucu dari masing-masing anak perempuannya. Semua cucu hingga cicitnya, pasti mengenyam pendidikan di sebuah pesantren. Tak peduli apapun kondisi perekonomiannya.

Alasan klasiknya memang sudah mengakar dari dulu kalau pendidikan agama adalah pondasi kehidupan dan membiarkan mereka menimpa ilmu agama di pesantren, berarti hilanglah tanggungan hutang kepada anak maupun cucunya. Selain itu karena anak yang sholeh dan sholehah adalah penolong saat sudah berada di alam lain. Dikatakan dalam sebuah hadist bahwa akan ada 3 amalan yang tidak akan terputus darinya meski ia telah meninggal. Yaitu, amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak sholeh. Maka jika kelak, amalnya sendiri tidak cukup tapi berkat salah satu dari ketiga hal tersebut dapat menjadi tersambungnya semua kebaikan padanya.

Sumber: Pinterest


Pekerjaan sehari-hari
Keseharian nenek Aminah adalah bertani sesuai kemampuannya, dan menjadi dukun pijat untuk anak-anak dan orang dewasa. Banyak pelanggan yang puas dengan pijatan nenek Aminah. Dia juga sangat rajin beribadah. Selalu menunaikan sholat berjamaah, puasa Senin-Kamis, rutin ikut kajian mingguan bersama para muslimah hingga ringan tangan kepada sesama. Tak jarang, uang hasil pijatannya ia berikan kepada cucu dan cicitnya yang hendak pergi ke sekolah, memberikan selebaran uang kepada amal masjid yang berada di pinggir jalan raya, sering soan kepada para keluarga kiai, hingga ikhlas melayani semua tamunya meski ia sedang kelelahan, keringat mengalir dari sekujur tubuhnya.

Sesungguhnya sedekah itu memadamkan amarah Tuhan dan menolak kematian yang buruk. ~ Muhammad Khalil Itani

Keajaiban sedekah
Sedekah tidak hanya tentang uang semata. Senyummu kepada saudaramu, bantuanmu untuk mereka yang tidak mampu, dan seringnya bersholawat kepada nabi Muhammad SAW  juga termasuk sedekah. Dimana dengan sedekah, dapat menghilangkan kotoran hati, dapat memperpanjang umur, dilipatgandakan pahala dari 1 menjadi 10 berlaku kelipatannya (penjelasan tentang kelipatan pahala ini dapat ditemukan dalam kitab "Lubabul Hadist") dan memperbaiki takdir buruk.


Misalnya, saat  hendak melakukan perjalanan dinas dan ditakdirkan kecelakaan dahsyat dengan efek tubuh remuk yang menurut pandangan mata akan mengantarkan jiwa ke alam lain. Dengan sedekah, meski takdir itu tetap terjadi tapi karena kebaikan berbagi yang pernah dilakukan dapat  menyelamatkan. Setidaknya jika prediksi manusia, kecelakaan tadi akan membuat korban tak terselamatkan dengan kondisi tubuh yang pasti hancur, maka atas kehendak Allah, melalui sedekahnya si korban hanya lecet atau bahkan luka ringan.

Lalu bagaimana keajaiban sedekah ini terjadi kepada nenek Aminah?
Waktu itu, nenek Aminah menunaikan ibadah umroh bersama ponakannya di bulan Ramadan di usianya yang sudah sangat senja, siapa sangka ia tetap kuat melakukan sa'ie dan serangkaian ibadah lainnya tanpa mengeluh dan hanya fokus benar-benar untuk beribadah. Selama ia di tanah suci, kebaikan hatinya selama dikampung halaman terbalas. Banyak dari mereka para jamaah yang juga menunaikan ibadah, sering memijat nenek Aminah, memberikan perhatian, bahkan memberikan uang dengan jumlah yang cukup besar. Subhanallah.

Janji Allah itu pasti
Sungguh siapapun orangnya, kembali lagi ke tanah suci untuk beribadah, tidak akan ada yang mau menolak. Demikian pula yang dirasakan nenek Aminah. Ia memohon kepada sang Khaliq agar dapat menyempurnakan ibadahnya di kota suci dengan menunaikan rukun islam yang terkahir secara sempurna. Ia pun mulai menabung mengumpulkan hasil jerih payah dan pemberian orang saat di tanah suci dulu untuk diserahkan kepada cucunya agar segera didaftarkan.

Sumber: pinterest


Oh iya, saat setelah hari raya tahun kemarin, nenek Aminah jatuh sakit yang menurut mata manusia, ia tidak akan lama menghadap-Nya tapi siapa sangka atas rasa sakit yang menimpanya, ia tetap konsisten berdikir dan berwasiat kepada cucunya jika ia tidak ditakdirkan kembali lagi ke Mekkah, semua uang yang telah ia kumpulkan dalam dompetnya dan yang dipinjam oleh orang agar di sedekahkan ke masjid. Qadarullah, Allah sembuhkan hingga detik ini nenek Aminah masih tetap sehat. Aktiv dengan segala rutinitasnya bertani, memijat pelanggan, dan beribadah.

Itulah hikmah dibalik keikhlasan nenek Aminah dalam menebar kebaikan melalui ibadah, sedekah, dan bekerja keras. Semua cucu dan cicitnya mengidolakan dan bangga padanya pun orang orang yang mengetahui sifat luhur nenek tersebut. Umur panjang yang ia miliki untuk beribadah. Semua muslimpun menginginkannya. Memiliki umur panjang dan senang beribadah.

Menebar kebaikan di era digital
Menebar kebaikan kepada sesama di era globalisasi ini dapat dilakukan dengan sangat mudah. Terlebih, umat muslim saat ini berada dalam bulan suci, bulan ramadan. Dimana selain memiliki kewajiban berpuasa, mereka juga harus membayar zakat. Untuk mempermudah melakukan zakat, kebaikan tersebut dapat dilakukan melalui dompet dhuafa. Tebar kebaikan menjadi mudah, dan amanah.

Dompet dhuafa sendiri adalah lembaga filantropi Islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis (welas asih/kasih sayang) dan wirausaha sosial profetik. Dengan memiliki 5 pilar program utama yang memiliki tujuan besar dalam mengentaskan kemiskinan melalui pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial-dakwah, dan budaya.

Untuk mengetahui jumlah zakat yang perlu dikeluarkan, kita tidak usah kelimpungan karena kita bisa menekan menu "Karkulator Zakat" yang sudah tersedia di websitenya sebagai rumus perhitungan pendapatan dan simpanan yang telah disesuaikan dengan kaidah fikih. Sehingga kita pun tahu sudahkah mencapai nishab untuk berzakat atau tidak.

Sedekah yang paling utama adalah sedekah ketika dalam kondisi lapang dan mampu, maka janganlah kita menunda-nunda bersedekah sampai tiba waktu sempit. ~ Abdullah Gymnastiar

Zakat dan kedudukannya
Allah mengajarkan umat manusia untuk tidak hanya menerima tapi juga memberi, tidak hanya memperoleh tapi juga membagikannya. Makanya anjuran zakat menempati posisi strategis sebagai rukun Islam yang dekat dengan sholat seperti firman Allah dalam alquran Surah Al-Baqarah (2):110 dan Al-Maidah (5):55 sehingga manusia tetap taat kepada PenciptaNya dan saling peduli sebagai mahluk sosial.  Dengan bahasa lain, umat Islam yang baik adalah mereka yang senantiasa memposisikan secara beriringan antara ibadah individual dan ibadah sosial.

Kedudukan zakat dilihat dari makna bahasanya berarti suci. Harta yang dizakati sesungguhnya dalam rangka proses penyucian atau pembersihan. Tidak mengeluarkan sebagian harta yang menjadi hak orang lain ibarat tidak membuang kotoran dalam perut bagi orang yang sudah saatnya buang air besar. Sebagian kecil harta tersebut selayak kotoran yang bisa jadi menodai keberkahan seluruh harta benda, menjalarkan penyakit tamak, atau menimbulkan keresahan dirinya sendiri dan orang lain.


Referensi: https://islam.nu.or.id/post/read/81958/makna-perintah-zakat-bergandengan-dengan-perintah-shalat-dalam-al-quran



“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”

Baca Juga