Kekerasan Seksual

Oviroro.com - Miris sekali yaaa ketika buka hp sering disuguhkan berita atau informasi soal perlakuan tidak senonoh orang dewasa terhadap anak di bawah umur yang tidak bisa dihitung jari kejadiannya. Untuk itu peran orangtua agar anak terhindar dari kekerasan seksual seharusnya menjadi garda terdepan dalam melindungi anak.

Pemberian pendidikan seks sejak dini dapat menjadi pelindung agar kelak anak bisa membentengi dirinya dari kejahatan seksual orang terdekatnya.

Michelle Ashley, putri kandung Pinkan Mambo adalah salah satu contoh korban pelecehan dari orang terdekat  yang tinggal satu rumah dengannya namun berani speak up meski sebenarnya dia terganggu psikologisnya akan tetapi ia tetap berusaha tegar.

Keluarga adalah rumah cinta dan pelindung pertama anak

Keluarga dalam KBBI V didefinisikan sebagai ibu dan bapak beserta anak-anaknya. Keluarga adalah tempat anak mengenal kehidupan pertamanya tentang cinta, kasih, sosial, emosional dan segala aspek kehidupan lainnya termasuk agama dan seksualitas.

Agar terhindar dari kejahatan seksual

Namun, dalam beberapa keluarga, orangtua masih menganggap bahwa obrolan soal seksualitas tidak sopan dan tabu. Padahal mengajarkan seksualitas kepada anak bukan perihal aktivitas seksual sebagaimana orang dewasa yang sudah menikah lohh akan tetapi berkaitan dengan tubuh pribadinya dan cara memperlakukannya yang disesuaikan dengan karakteristik kebutuhan sesuai usia anak.

Ada banyak sekali tahapan dalam mengajarkan pendidikan seks meliputi; Pengenalan identitas diri, pengenalan gender, menjelaskan bagaimana batas hubungan pertemanan antar jenis, pengenalan organ reproduksi dan fungsinya, cara menjaga kesehatan, dan keterampilan untuk melindungi diri dari perilaku kekerasan seksual.

Kapan waktu yang tepat untuk mengajarkan seks pada anak?

Waktu yang tepat untuk mengajarkan seks pada anak dalam buku Mengapa Tubuhku dan Tubuhnya Berbeda? yang ditulis oleh Mega Sinta Wulandari adalah ketika sudah berusia toddler, mengajarkan toilet training dan anak memiliki ketertarikan untuk mengetahui tentang tubuh pribadinya dengan banyaknya pertanyaan yang anak ajukan tentang dirinya dan orang lain mengapa tubuhnya memiliki perbedaan dan persamaan.

Anak yang mulai kritis dengan segala pertanyaannya, mungkin akan membuat orangtua tak terkecuali saya akan sedikit canggung dalam menjelaskan secara jujur dan harus memutar otak untuk mengucapkan kata yang pas dan tepat tanpa membuat anak ambigu.

Orangtua yang mampu menjadi fasilitator informasi yang akurat  sesuai usia anak akan dipastikan bahwa kelak anak dapat tumbuh dengan aman, dan sehat termasuk juga dalam bersikap dan berperilaku yang berhubungan dengan seksualitas.

Akibat jika orangtua tidak mengajarkan pendidikan seks

Sebuah studi kasus dalam kehidupan banyak menjelaskan akibat fatal dari kurang kepedulian orangtua untuk melindungi anak dari kejahatan seksual yang mengintainya. Seperti saat orangtua abai atas rasa penasaran anak, maka anak akan mencari informasi itu pada majalah atau internet.

Dan tidak menutup kemungkinan, anak laki-laki akan mempraktekannya kepada temannya atau doinya dan anak perempuan mudah dirayu oleh pasangan sesaat untuk memberikan kesuciannya sebelum waktu yang tepat. Bahkan juga saking tunduknya kepada penguasa baca: ustadz, kiai, dan kakak tingkat sampai-sampai mau melakukan cinta satu malam bahkan berkali-kali tanpa ada status yang jelas.

Studi kasus lain, anak akan jadi mangsa empuk pedofil yang memberikan iming-iming kenyamanan berupa fasilitas atau uang jajan yang diperbanyak oleh pelaku. Kasus pedofil ini tidak melulu hanya kepada perempuan. Bocah laki-laki tidak kalah menarik dan memberikan gejolak nafsu yang besar baginya.

Untuk itu, apapun gendernya pemberian pendidikan seks sejak dini perlu diberikan oleh orangtua. Sebab pendidikan untuk kesuksesan masa depan anak bukan tanggung jawab sekolah dan guru semata akan tetapi orangtua jauh lebih memiliki tanggung jawab yang besar untuk mempersiapkan masa depan anak yang baik, aman dan sehat.

Baca Juga