Tahukah kamu? Ternyata Islam dengan Yahudi memiliki beberapa kesamaan. Persamaan dalam hal penderitaan dan spritual. Dari segi penderitaan dapat dilihat dari; Sama-sama ditindas dan di adu domba oleh kristen sehingga mengalami penyiksaan yang menyakitkan dzahir-batin.

Awalnya, Islam di Andalusia memiliki pesona peradaban yang begitu bersinar terang. Puncak kejayaan Islam waktu itu berada pada abad ke 10. Banyak cendikiawan yang multitalenta mulai dari kecekatan mengatur medan perang, ahli dalam ilmu bedah (surgeon), ahli filsafat, ahli medis, ahli ilmu tafsir, ahli dalam matematika, astronomi, musisi, psikolog, bahkan sastra. Begitu banyak karya yang mereka hasilkan baik karya tulis maupun seni arsitektur. Buku yang mereka susun ada yang terdiri dari 30 jilid, lebih dari 200 gambar, 20.000 halaman membahas berbagai masalah bahkan ada yang menggunakan sepanjang hidupnya untuk menyusun buku yang memakan waktu cukup lama. Tulisan-tulisan mereka waktu itu di pelajari bersama antara Islam-Yahudi-Kristen dengan damai tanpa mengungkit perbedaan. Sedangkan di bidang arsitektur terlihat dari Masjid Agung di Cardova dengan pilar seni mozaik yang mengagumkan. Al-Hambra di Granada, sebuah Istana yang tidak hanya dikagumi umat Islam dan masih dipelihara sampai saat ini. Ia merupakan masterpieces dari pencapaian budaya Islam. Di kota Cordova dibangun 200.000 rumah, 600 masjid, 900 pemandian umum, 10.000 jalan, 50 rumah sakit, dan 70 perpustakaan.

Keindahan Al-hambra

Namun, semua itu lenyap menjadi mengerikan ketika pemimpin memelihara sifat serakah dan haus kekuasaan. Mempermudah Paus Urbanus II memprovokasi kaum kristen agar melakukan perang salib terhadap kaum kafir (Islam dan Yahudi) dengan menjanjikan pengampunan dosa kepada siapa saja yang bergabung dengan ekspedisi pasukan salib dan bagi siapa yang mati dijanjikan surga.

Baca juga:Mengentengkan tidak pernah enteng

Pasukan salib pun memasuki Yerussalem kemudian melakukan pembantaian besar-besaran tanpa pandang bulu. Fulcher of Chartres menyatakan bahwa begitu banyak tumpahan darah sehingga membanjir setinggi mata kaki. Dari puluhan ribu mayat manusia, mayat-mayat itu dibakar atau dibuang begitu saja di luar tembok kota. Beberapa bulan setelah peristiwa itu, bau busuk mayat Saracens (sebutan orang Eropa terhadap muslim) masih menyengat udara kota Yerussalem.

Itulah awal duka berkepanjangan umat Islam. Tiga bulan kemudian Ferdinand dan Isabela mendatangi perintah pengusiran untuk membersihkan Spanyol dari umat Islam dan Yahudi. Mereka diberi dua pilihan; dibaptis atau dideportasi. Umat Islam yang memiliki iman kuat melarikan diri dan bermigrasi ke Maroko sedangkan sebagian kecil menjadi kristen dengan panggilan Morisco. Pembaptisan dilakukan secara paksa oleh Kardimal Ximenes kemudian mengubah Masjid menjadi Gereja. Alquran dan buku bacaan lainnya yang ditulis dalam bahasa Arab dibakar di depan umum. Meski mereka telah menjadi kristen namun tetap merasakan penindasan yang lama baik pemerkosaan maupun penjarahan.

Di Valencia lebih buruk lagi. Kaum Morisco hidup gelandangan sama nasibnya dengan para Converso Yahudi. Komunitas Yahudi diserang pasukan inkuisi Kristen. Sebagian mereka diseret ke pemandian pembaptisan dan dipaksa menjadi Kristen di bawah ancaman kematian. Pasukan inkuisi terus menyebarkan mata-mata. Mereka membuat Maklumat yang isinya perintah pelaporan jika melihat, mengetahui, mendengar seseorang melakukan sabbath menurut hukum Musa. Mengenakan kain bersih atau baju baru, mematikan cahaya lampu Jumat malam, melafalkan kalimat tertentu, makan daging pada hari puasa Masehi dan hari-hari yang dilarang oleh Gereja Bunda Maria, saling bermaafan di malam hari, menyanyikan ayat-ayat tanpa Gloria Patric, jika ada perempuan yang tidak memasuki gereja selama 40 hari setelah melahirkan dll. Bila mereka tidak mengikuti maklumat tersebut maka akan disumbat dengan kain atau disiksa dengan garpu besi berduri.

Henri Karmen dalam buku "Para Algojo Tuhan" (Nusantara, Jogja. 2008:121-130) menuliskan 3 jenis siksaan yang dipakai oleh pasukan inkuisi yaitu:
1. Garrucha; bentuk kerekan untuk menggantung pinggang korban yang ditarik sampai ke langit-langit. Setelah tinggi, korban dijatuhkan dengan sekali hentakan sehingga tangan atau kaki korban patah bahkan terputus.
2. Toca; korban diikat pada sebuah tiang, mulutnya dipaksa terbuka dan sebuah kain linen dimasukkan ke dalam tenggorokannya untuk mengantarkan air yang dituangkan secara perlahan.
3. Potro; korban diikat dengan tali yang melingkari anggota tubuhnya kemudian algojo menariknya secara kencang sehingga tali itu melekat kulit bahkan menembus daging.
Sebelum mengalami ketiga siksaan tersebut, para korban diminta membuka seluruh pakaiannya dan bertelanjang.

Di belahan Eropa lainnya raja Louis dari Prancis mengutuk kitab Talmud Yahudi sebagai serangan keji terhadap Yesus. Kitab ini dilarang dan yang sudah beredar dibakar. Tahun 1492, Viencent Ferrer bersama Uskup Agung Pablo de Santa Maria memerintahkan seluruh Umat Yahudi dan Islam untuk memakai pakaian dan celana pembeda, hak mereka dicabut dan dilarang berjualan di muka umum atau berbincang-bincang dengan orang Kristen bahkan sampai disahkan undang-undang untuk Converso tidak boleh menyandang kekuasaan/jabatan.

Nah, itulah kesamaan antara Islam dan Yahudi dari segi penderitaan. Sedangkan kesamaan dalam segi spritual adalah;
a. Sama-sama memiliki kitab Suci. Alquran untuk Islam dan Taurat untuk Yahudi. Hadist riwayat nabi dan sahabat sedangkan Talmud adalah riwayat para Rabi yang dominan mereka (Yahudi) turuti.
b. Sejak kecil mereka sudah dilibatkan melaksanakan ibadah secara berjamaah (Amidah) bentuk sembahyang seperti umat Islam tetapi tanpa Rukuk dan Sujud dan mereka melakukannya setiap pagi, sore, dan malam hari dan Islam wajib 5xsehari. Jika Islam beribadah/sembahyang dengan cara menutup aurat dan wanita umumnya menggunakan mukenah (untuk menutupi seluruh anggota badan kecuali muka dan telapak tangan) tetapi kalau Yahudi menggunakan Tefillin atau Totafot dalam taurat untuk melakukan ibadah setiap pagi hari. Teffilin berupa dua kotak hitam terbuat dari kulit binatang Kosher. Di dalam dua kotak tersebut diisi beberapa ayat Taurat. Kotak pertama shel yad (ikatan di tangan) di ikat melingkari lengan sampai jari sedangkan satu lagi disebut shel rosh (ikatan di dahi)

Teffilin untuk memulai ibadah

c. Kewajiban bersunat pada umur 8 hari tetapi kalau umat Islam ketika sudah memasuki masa anak-anak.
d. Menyeimbangkan pengetahuan umum dan agama. Pelajaran agama di bawah bimbingan Rabi (ustad) dan mereka juga tinggal di asrama Yeshiva (pesantren).
e. Pernikahan yang biasanya pengantin wanita memakai badekan yaitu cadar sebagai lambang bahwa ia suci dan belum tersentuh pria.

Lalu Kenapa Yahudi mampu bangkit dan kini mewarnai peradaban sedangkan umat Islam terpuruk di balik selimut kebekuan. Gairah jihad telah padam, tangan-tangan melepuh telah berganti dengan kemalasan, kreatifitas dan ijtihad seakan telah terkunci rapat. Mereka yang mencoba membukanya dapat dikutuk dengan tuduhan bid'ah. Tidak ada kehancuran Islam kecuali perpecahan umat di dalamnya, kebanggaan golongan, dan tidak ada keinginan cerdas mencari solusi. Cahaya umat Islam telah tertutup oleh umat islam sendiri. Sementara orang Yahudi telah bersikap anti-Islam. Abad ini mereka menampilkan prestasinya sebagai sayyidul zaman mereka yang ternista dan terbuang mampu meracik percikan ilmu cendikiawan Islam.  Mereka menguasai perekonomian dan pemegang hadiah nobel berturut-turut. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dari semangat mereka di mana dalam jumlah sedikit mampu menjadi singa dunia hal itu karena
a. Sebutan bahwa Yahudi adalah manusia pilihan tuhan yang tak terkalahkan. Mendarah daging dalam diri mereka. Sebuah penghianatan yang paling besar jika tidak menjadi demikian.
b. Kecerdasan genetika. Di mana mereka melakukan pernikahan dengan sangat selektif. Menjaga keturunan untuk tidak melakukan pernikahan silang. Jika sampai hal itu terjadi, maka tidak diakui lagi bagian darinya.
c. Pola pengasuh dan pendidikan anak di rumah dengan mendorong anak-anaknya mempunyai kepercayaan diri dalam segala hal. Bahkan dari kecil mereka sudah di suguhkan cita-cita bergengsi seperti; pengacara, dokter, hakim, dan orang Yahudi lebih banyak menjadi pengusaha atau pedagang. Mereka dibaluti jiwa enterprenuership. Menjadi seorang petani dianggap profesi yang kurang populer. Di dalam talmud pun di tulis (yebamoth 63A) "menjadi petani adalah pekerjaan yang paling hina atau paling rendah).
d. Gemar membaca. Orang Yahudi Amerika membeli lebih dari 10 judul buku per tahun. Kebiasaan gila membaca ini hanya dapat dikalahkan Jepang.
Hukum universal berlaku. Siapa yang gemar membaca, mendapatkan informasi, siapa yang menguasai pengetahuan, menguasai teknologi, dan siapa yang menguasai informasi, pengetahuan, dan teknologi maka akan menjadi raja dunia. Semua itu di awali satu kata perintah "bacalah (iqra')" kita gemar menghafal dan mengucapkannya, sementara bangsa lain gemar melaksanakan dan membuktikannya.

Ini adalah rangkuman dari buku yang saya baca karya K. H Toto Tasmara dengan judul "Yahudi Mengapa Mereka Berprestasi" cet ke V Februari 2014. Saya mengangumi bukunya. Semoga amal ibadah beliau di terima disisiNya amien.

Sumber photo:
1. Internationaltraveller.com
2. Commons.wikimedia.com

Baca Juga