Pernahkah kamu merasa bingung saat hendak keluar rumah untuk urusan kuliah, hangout, dan lainnya tapi kesulitan memilih pakaian? Bolak balik buka-tutup lemari, mencoba semuanya, bahkan kadang merasa tidak memiliki pakaian padahal pemandangan dalam lemari bejibun hingga tak terasa jarum jam sudah beranjak pada angka selanjutnya tapi memendangi kaca dengan posisi kanan-kiri bergantian tak jua usai. Huf!
Itulah aku 2020! Memasuki tahun baru ini tentu saja banyak harapan yang ditengadahkan salah satunya say good bye to maximalis and welcome to minimalis. Minimalis disini aku fokuskan pada sandang. Jika sebelumnya semua warna pakaian dan kerudung harus punya namun saat ini hanya akan membeli beberapa warna saja. Sebagaimana yang telah dilakukan Nisa Sabyan. Yupz seorang perempuan muda pemilik suara lembut yang membuat orang Indonesia jadi banyak bersholawat waktu itu. Warna hitam, abu-abu, Dongker, dan cokelat adalah style minimalis yang dia usung untuk kenyamanannya dalam berpakaian dan tentu saja menjadi cara membangun branding diri tentunya.
Definisi minimalis menurut Fumio Sasaki
Minimalis dalam buku Good bye things di definisikan sebagai orang yang tahu persis hal-hal apa saja yang bersifat pokok bagi dirinya dan mengurangi jumlah kepemilikan barang demi hal-hal utama itu. Minimalisme menjadi metode paling mutakhir untuk stop kalap saat berada di tempat perbelanjaan dan membiasakan mengenali hal-hal apa yang sungguh penting bagi dirinya dan memangkas benda-benda tidak esensial untuk dimiliki. Menjadi barometer apakah itu sebuah kebutuhan yang pantas dibeli atau hanya ilusi.
Matching atau enggak?
Sebagai seorang perempuan dan muslimah tentu saja matching atasan dengan bawahan itu sebuah keharusan yaa sebab kalau tidak, label berpakaian ABC atau jemuran berjalan akan menjadi olokan. Begitulah gaya candaan temen-temenku saat masih SMP. Begitupula sekarang sih. Dianggap gak paham berpenampilan yang pantas. Kalau kamu kamu?
Tapi sejujurnya, dalam sehari-hari berpakaian dengan selalu berganti warna, mencocokkan warna dan motif, mencocokkan bawahan dan atasan, cukup ribet dan sedikit stress ya tapi kalau cuma fokus pada beberapa warna meski serupa tapi beda style, malah akan dianggap tetap berpakaian itu-itu saja ya kan? Dikira gak punya baju. Tapi berpakaian dengan warna-warna terbatas, dapat membuat cepat dalam memilih style ya. Apalagi bagi yang super sibuk. Tapi Insecure seperti "wah orang itu, gak punya pakaian kali ya itu Mulu deh perasaan bajunya" yang mendorong diri untuk tidak menjadi diri sendiri padahal kadang orang lain tak mengatakan apa yang ditakuti. yang begitu menurutku cukup ribet haha karena style berpakaian umumnya begini;
Jika baju atau rok/celana atau kerudung polos maka salah satunya bermotif lebih baik, jika semua polos tapi warna masih nyambung enggak masalah namun jika semuanya bermotif atau bahkan semua warna kontras maka akan dinilai kurang memiliki kemampuan dalam berpenampilan yang pantas dan stylish.
Gaya Minimalis Sudah Diterapkan Dari Dulu
Dalam Islam, Nabi Muhammad adalah suri tauladan yang juga minimalis gaya hidupnya sebab kekayaan yang dimiliki tidak membuat dirinya mengoleksi barang dan membangun tempat tinggal mewah namun tetap berpakaian sederhana. Semua kekayaannya dipergunakan untuk jihad fi Sabilillah kemudian Sayyidina Ali, Khulafaur Rasyidin yang memiliki julukan lain sebagai baabul ilm yang artinya pintunya ilmu, dalam sebuah cerita dijelaskan oleh guru sejarah agamaku waktu di bangku Madrasah Ibtidaiyah bahwa Sayyidina Ali, Karramallahu wajha hanya memiliki 2 jenis pakaian yaitu pakaian yang digunakan saat perang dan saat tidak sedang berperang.
Kemudian ada sosok Diogenes seorang silfus dari Yunani Kuno yang hanya memiliki selembar kain yang ia kenakan dan semangkuk kayu. Lalu bunda Teresa yang saat meninggal hanya menyisakan sari yang dipakai sehari-harinya, sepotong kardigan, tas tua dan sepasang sandal lusuh. Nah kalau kita, mana bisa ya hehe. Pasti nanti dibilangin "lu kan udah hidup di zaman digital, bukan di zaman unta lagi" wkwkwk
Tapi, mengingat nama dan cerita orang-orang ini, saya jadi teringat penjelasan seorang ustad agama di madrasah dulu bahwa semakin banyak barang yang dimiliki saat di dunia, maka kelak di yaumul hisab akan paling banyak dan lama pertanggung jawabannya. Sedang orang-orang yang hidup sederhana tidak memiliki banyak urusan dan segera masuk surga.
Lalu, keputusan yang akan saya ambil? tetap memilih minimalis dengan tetap mengikuti trend fashion yang berkembang cuma akan lebih mengatur pada pemilihan warna, dan pakain yang patut dikoleksi multi fungsi. Sebagaimana salah satu salah satu presenter cantik tanah air, Marissa Anita yang juga menjelaskan bahwa hidup minimalis lebih membuat hidup enteng dengan tidak terlalu berpikiran pada banyak barang, bahkan jauh dari kata ribet apalagi saat menjadi internasional student.
Penyebab Anti Minimalis
- Hidup di lingkungan hedonisme
Yaitu pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup.
- Terbiasa mendapatkan semua hal
Saat yang diinginkan mudah diperoleh, sehingga perlahan mudah menyepelekan barang yang dimiliki dan cepat bosan terhadap her own stuff hanya dalam beberapa kali pemakaian.
- Senang terhadap barang baru
Perasaan senang memiliki barang baru adalah sifat manusia dimana pun itu tapi pencegahan agar tidak melewati batas harus perlu dimiliki biar tetap hidup relax dan bahagia.
Ini dia bagian dari resolusiku tahun 2021, lalu bagaimana denganmu? 😉
40 Komentar
Aku juga pernah baca bukunya Mario Kondo. Dia juga salah satu penganut hidup minimalis. Lagi belajar nih buat decluttering biar bisa membuat isi lemari jadi yang dibutuhin dan dipake aja.
BalasHapusHaihaiii mba Ovii, aku juga berusaha banget nih buat terapkan gaya hidup minimalis. Bismillah, semoga kita bisaaaa ya :D
BalasHapusMasih otw baca buku itu nih akunya mah hehe biar makin dalam insight nya.
Hapuslengkap sekali tips-tips hidup minimalis,mbak. Saya perlu tingkatin lagi nih untuk menerapkan gaya minimalis dengan baik
BalasHapusTerima kasih. Semoga ini bisa sedikit membantu ya!
HapusSepertinya aku pun harus mengikuti mu mbak, apalagi kalo semua barang yang kita punya juga akan diminta pertanggung jawabannya. Mulai harus pandai memilah dan memilih kebutuhan.
BalasHapusExactly yes dear!
HapusGaya minimalis pakaian secukupnya membuat saya mulai berbenah. Konsep yang down to earth, tak perlu ikut-ikutan bergaya hanya karena orang lain begitu. Yes, I follow you...
BalasHapusYuk ah bergandeng hihi
HapusFor sure, sometimes i’ll try to be someone with minimalist life. But i felt so hard.. idk why, it’s normal with conditions like this?:(
BalasHapusSurely beb. It's depend on you. If you feel comfort to try why not
HapusStyle minimalis memang benar udah dari dulu ada dan diterapkan, soalnya aku pun dididik sama ortu minimalis, cuma kadang ada trendnya minimalisdan heboh lagi.
BalasHapusAh, mau menjadi minimalis atau engga adalah sebuah pilihan, semuanya baik buat kita semua.
Btw bener banget, kalo cewe kadang gitu ya, metching ga bajunya ? aku banget hahaha,yang penting belajarterus memantaskan diri.
Yupz hahaha. Pepatah Arab mengatakan "Almir'ah kal mar ah = perempuan bagian dari cermin"
HapusSaya udah lama dengar tentang gaya minimalis, awal mikirnya bisa gak sih? Karena kita terbiasa semua barang ditumpuk dirumah hehee.. tapi semakin sering baca teman-teman blogger menulis ini, hati mulai tergerak untuk belajar ke arah sana.
BalasHapusTerima kasih sharingnya, semoga saya bisa perlahan beralih ke gaya minimalis yang udah dicontohkan oleh junjungan kita nabi Muhammad Saw.
Resolusi 2021-ku juga berusaha hidup minimalis, Mbak. Baru beberapa hari yang lalu beberes rumah ternyata ada banyak sekali barang yang sudah jarang dipakai, bahkan nggak terpakai yang cuma menghabiskan tempat penyimpanan dan membuat rumah semakin sempit saja. Karena itu secara bertahap aku akan mengeluarkan barang yang nggak penting dari rumah. Terutama untuk pakaian, ternyata aku punya banyak sekali baju yang jarang aku pakai. Typical Perempuan ya, mbak. Punya banyak baju tapi bilangnya nggak punya baju. Haha...
BalasHapusExtremely yes hahaha
HapusBener banget. Aku yang baru beresin mainan anak dan bisa mengurangi jumlahnya karena di kasih dan di buang yang udah gak layak seneng rasanya. Baju2 juga udah mulai di pilih2 nih.
BalasHapus👍👍👍👍
HapusSemenjak pandemi dan tubuh menggendut, Warna baju saya cuma hitam dan hitam
BalasHapus😢😢😢😢
Sebetulnya Gapapa juga berwarna warni karena warna baju memberi efek pada penampilan
Dan otomatis menular pada teman teman sekitar kita
Bener juga ya, Kak. Hidup minimalist itu sudah ada sejak dulu.
BalasHapusResolusiku tahun ini adalah fokus dengan yang kukerjakan, seperti: menulis. Aku itu ga fokus orangnya 🤗
mantap resolusinya
BalasHapussekarang ini gaya hidup minimalis emang lagi tren ya mbak..
sudah banyak yg mulai melalukan gaya hidup minimalis
Setuju dengan minimalis maka menjadi lega dan enteng baik pola pikir, rasa jiwa dan raga
BalasHapusHallo mbak Ovi, suka banget deh kalau baca tentang minimalis. Saya juga sedang berusaha ke arah sana. Sudah nggak pernah beli barang lagi dan yang tidak sparks joy, udah dikeluarkan dari lemari. Ada juga yang udah dimasukin ke kardus, tadinya mau paketin ke Indonesia buat dibagikan tapi ongkirnya lagi dipertimbangkan dulu. Jangan-jangan sama aja dengan beli baju baru untuk dibagikan di Indo hehe.
BalasHapusWah iya tuh ya kak. Mantul niatnya kak.
HapusSaya gpp pakai baju yang itu-itu juga kalau keseharian mah. Yang terpenting fungsional dan tahu tempat sih kalau menurut saya.
BalasHapusAku kepengen banget juga belajar hidup minimalis. Jujur aku masih perlu belajar sangat banyak. Soale rumah terasa sumpek, dan aku kepengen punya barang sedikit2 aja. Bisa gak yaa...
BalasHapusHidup minimalis itu masih sulit diterapkan klo buat aku, tapi klo hidup hemat udah bisa. Cuma laper mata sm khilaf msh sering haha
BalasHapusBukunya Fumio Sasaki pernah juga kulihat sekilas di toko buku dan baca beberapa bagian dari halaman buku. Memang pengennya bisa gitu jalani hidup minimalis,punya baju enggak usah terlalu banyak yah. Saatnya nih prioritaskan style minimalis juga deh.
BalasHapushuah ketampar banget aku baca ini mba hahaha..rasanya aku banget yang padahal lemari udah penuh tapi masih bingung pake baju apa duh..mungkin karena terbiasa dengan barang baru ya jadinya susah untuk minimalis
BalasHapuswaaah keren nih kak, minimalis memang bikin hidup lebih nyaman ya sebenarnya, ringkas dan simple :) bersyukurnya aku udh gak merasa senang lagi kalau punya barang baru hihi..
BalasHapusIya. Sepertinya gaya hidup yang berperan banyak ya. Apalagi sekarang, iklan marketplace yang masif sehingga ingin belanja terus.
BalasHapusSetuju sekali dengan semua yang dituliskan dalam artikel ini. Kadang kita membeli sesuatu bukan karena kebutuhan melainkan karena keinginan semata, mengikuti gaya masa kini, takut dibilang tak punya apa-apa, padahal belum tentu juga orang-orang berkata demikian.
BalasHapusKalau soal pakaian Saya merasa sudah minimalist. Sekarang jarang beli baju baru, cuman kadang suka dapat hadiah, ga enak Juga ga diterima. Paling dibagikan lagi sama yg membutuhkan
BalasHapusDengan teknik minimalis misalnya dalam berpakaian memang lebih simple dan bahagia sih, karena nggak perlu banyak perintilan ya kak.
BalasHapusBelakangan ini aku lagi mencoba mengikuti tren hidup minimalis ini. Meski kadang ada hal yg sulit. Tapi tetep fun untuk di coba
BalasHapusAku sudah menjalani hidup minimalis ini, beneran bikin bahagia mba. Baru kelar barang yang ga kepake dikasih aja.
BalasHapusYap, hidup dengan gaya minimalis tak akan mengurangi kebahagiaan kita . Suka deh dengan tulisan ini.
BalasHapusaku dah mulai minimalis walau ada anak-anak tapi ya git ga mudah apalagi menumpuk kenangan *eh
BalasHapuscuma enak aja lega terasa kalau barang minimal ya
Mbaak senang deh ketemunya teman sesama penghibah hidup minimalis. Akupun melakukannya sejak tiga tahun terakhir Mbak hehe, suka haring konten mininalis juga d @visyabiru_ @minimalistmoms.id (ini support group inisiasiku, open for ladies, single/married)
BalasHapusOk langsung tancap gas
HapusHai, thank you for visiting my home and leave a friendly comment. Hopefully, you enjoy and take the rewarding of every post.